Pada satu kesempatan wawancara dengan tokoh A, dia bertanya "Bagaimana pendapat Bapak mengenai kesuksesan yang telah dicapai?" Tokoh A: "Sebenarnya saya masih belum pantas untuk dikatakan sukses karena pada kenyataannya keberhasilan saya sekarang ini adalah peninggalan jerih payah orang tua yang diberikan kepada saya".Kemudian pada kesempatan yang lain wartawati itu mengajukan pertanyaan yang sama pada tokoh B, yang dijawab: "Semua ini adalah kebetulan karena saya mendapatkan bantuan dan dukungan dari seseorang (tidak etis menyebut namanya)"
Wawancara ketiga dengan tokoh C, dia mendapat jawaban: "Bagaimana saya dapat dikatakan sukses sedangkan apa yang seharusnya dapat saya capai sebenarnya lebih dari hanya yang seperti ini, karena ....bla....bla....".
Setelah menjumpai sekian banyak tokoh-tokoh akhirnya wartawati tadi berhasil menemui tokoh X yang merupakan tokoh sukses pekerja keras yang meniti kariernya dari bawah dan benar-benar dengan kemampuan dirinya sendiri. Dengan pertanyaan yang sama dia mendapatkan jawaban: "Saya mungkin kelihatan berhasil / sukses, tetapi terus terang saya tidak bahagia, karena .... bla ... bla ....(penjelasan panjang) ....bla....bla...! Apa yang kamu lihat itu khan cuma dari luarnya saja...!"
Mendapati kenyataan bahwa hampir semua orang yang dipandang sudah suksespun masih merasa dirinya belum berhasil / sukses seperti yang dipandang orang lain, maka timbullah pertanyaan dalam benak wartawati itu:
* "Apakah ini mencerminkan sikap kerendahan hati mereka?
* "Apakah mungkin itu adalah merupakan sikap positif yang selalu dinamis dan optimis untuk selalu maju mengejar yang tetinggi dan lebih baik lagi?"
* "Atau justru kemunafikan dan keserakahan yang sampai menguburkan kemampuan mereka untuk mendapatkan rasa kepuasan atas apa yang telah dicapainya?"
Itu adalah sebagian alternative penilaian orang yang tentunya bisa benar dan salah? Bagaimana menurut anda?
Sumber:
www.cahaya165.blogspot.com
3 komentar:
nice blog
thanks infonya mas...semoga tambah sukses...
Manusia beruntung karena diberi nafsu karena tanpanya kita akan mati muda.
Namun bila nafsu ini tidak dikendalikan maka menjadi serakah.
Mau terus bermimpi dan menggapai apa yang ingin dicapai atau langsung menyerah saat gagal. terserah pribadi masing-masing
Posting Komentar